Sunday, June 3, 2018

Susu kambing Etawa


Susu kambing etawa sudah mulai marak dipasaran karena dianggap salah satu susu terbaik di dunia setelah ASI (air susu ibu). karenakan susu kambing etawa memiliki kandungan nutrisi yang sangat lengkap berbagai vitamin, mineral, protein, fosfor, fluorine dan enzim yang sangat tinggi yang terkandung di dalam susu kambing etawa. Susu kambing etawa sudah mulai banyak yang merasakan khasiat susu kambing etawa dan manfaat susu kambing etawa yang lebih baik dari susu sapi , terutama susu kambing etawa organik. Susu kambing etawa ini memiliki banyak manfaat dan khasiatnya untuk kesehatan. Susu kambing yang terbaik adalah susu kambing yang masih segar. Susu kambing mempunyai kandungan mineral yang berkhasiat sebagai antiseptik dan pelindung jaringan paru-paru. Susu Kambing memiliki antiseptik alami dan diduga dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri dalam tubuh karena mengandung fluorine 10 – 100 kali lebih besar dari susu sapi. Susu kambing juga memiliki protein dan efek laksatifnya rendah, sehingga tidak menyebabkan diare bagi yang mengkonsumsinya. Susu kambing identik dengan bau nya ( berbau kambing / prengus) sehingga tidak disukai terutama oleh anak-anak. Melihat khasiat dan manfaat susu kambing etawa ini memicu para pabrik susu kambing etawa untuk menghadirkan susu kambing etawa yang sudah tidak berbau kambing / prengus yang menjadi ciri khas susu kambing etawa,  maka lahirlah produk susu kambing etawa dalam berbagai merk yang sudah tidak begitu terasa bau susu kambingnya diantaranya : Susu kambing etawa GMH , Susu kambing etawa Harmoni , Susu kambing etawa Suka Harmoni , Susu kambing Etawa Sky Goat , Susu kambing Etawa Gomars , Susu Kambing Aliifa dll . Para produsen susu kambing etawa sudah mulai jeli melihat pangsa pasar susu kambing ini, sehingga keinginan para peminat susu kambing agar tetap bisa mengkonsumsi susu kambing etawa tanpa harus mencium atau merasakan bau pengus atau bau kambingnya sekarang sudah dapat dinikmati susu kambing etawa dengan enak.

Kambing etawa selama dikenal sebagai kambing perah dari India didatangkan ke Indonesia untuk pertama kalinya dengan tujuan untuk diambil susunya. Kambing ini paling popular di Asia Tenggara, termasuk tipe dwiguna yaitu penghasil susu dan penghasil daging.  Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung, bulu bagian paha sangat lebat, BB jantan mencapai 90 kg, BB betina 60 kg. produksi susu mencapai 235 kg/ms laktasi. Di Indonesia untuk perbaikan mutu kambing local maka menghasilkan kambing PE (Peranakan Etawa).
Susu kambing etawa ini memiliki nilai gizi yang tinggi dan keistimewaan tersendiri dibandingkan susu sapi dan susu kambing etawa sangat berkhasiat dan bermanfaat untuk kesehatan. Pengolahan susu kambing etawa yang telah lebih baik, menepis citra yang sering disandangkan pada jenis susu kambing yaitu berbau tajam. Pengemasan dan pengolahan yang telah terpadu mampu menghasilkan susu kambing etawa dengan berbagai rasa dan aroma. Dengan demikian, mematahkan penghalang yang selama ini terbesit bagi setiap orang yang ingin memperoleh manfaat susu kambing etawa.



Wednesday, July 23, 2014

Susu Kambing etawa GoMars


Susu Kambing Etawa kaya akan bermanfaat dan khasiat terutama bagi kesehatan serta terapi pengobatan berbagai penyakit. Susu Kambing Etawa merupakan susu hewani yang berasal dari kambing etawa. Menurut penelitian yang dilakukan para ahli. Susu kambing etawa memiliki kandungan protein yang tinggi, hampir setara dengan kandungan protein yang terdapat pada ASI. Jika dibandingkan kandungan protein yang terdapat pada telur, protein susu etawa lebih banyak. Ini salah satu keunggulan susu produksi kambing etawa.
Di masyarakat Indonesia sendiri ada beberapa mitos menyatakan bahwa susu kambing dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Hal ini adalah MITOS yang salah. Berdasarkan penelitian kesehatan pandangan seperti itu adalah tidak benar, karena didalam susu kambing etawa terdapat senyawa KALIUM yang mampu menetralkan tekanan darah. Baik itu tekanan darah tinggi maupun tekan darah rendah.
Hal ini juga telah diungkapkan oleh dr. Zen Djaja MD (dokter / pimpinan Balai Pengobatan Umum Yayasan Tri Dharma, Malang) mengatakan bahwa Susu Kambing Etawa memiliki manfaat yang luar biasa dan cocok untuk dikonsumsi semua golongan dan semua umur, baik balita, anak anak, dewasa, orang tua dan lansia.
Menurut Penelitian Susu kambing etawa memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia. Diantaranya adalah membantu mencegah ferrponic anemia ( kekurangan zat besi ), tulang rapuh serta merangsang kecerdasan dan daya pikir anak.
 

Sejarah Kambing Etawa

Peranakan Etawa adalah nama jenis Kambing Perah yang banyak terdapat di Jawa Tengah. Mengapa banyak di Jawa Tengah, mengapa namaya peranakan Etawa kemudian menjadi populer dengan sebutan Kambing PE, sudah banyak yang membahas dan menulisnya menurut versinya masing-masing, a kan tetapi berikut kami sampaikan tentang kambing etawa menurut studi kami.
Jamnapari sangat terkenal sebagai Kambing Perah terbaik di India, ditempat asalnya kambing ini biasa di sebut sebagai “Pari”, yang kira-kira berarti Anggun , karena penampilannya memang tinggi, lehernya jenjang, langkahnya anggun, wajahnya selalu tersenyum.
Daerah asalnya adalah di Cakarnagar, yg beda di District ETAWAH, Negara Bagian Utar Prades. Habitatnya di sepanjang daratan (delta) antara sungai Jamuna dan Sungai Cambal. Dan juga di sepanjang sungai Kwari di Districk Bhind, negara bagian Madya Prades, yang berada di sebelah timur kota Dehli (deket Taj Mahal) merupakan tempat asalnya kambing PE. Perlu Bapak ibu ketahui, ternyata di India kambing PE namanya bukan kambing Etawah tapi Jamnapari, yang artinya Keanggunan Jamuna.
    Jamnapari telah lama menyesuaikan atau beradaptasi dengan tempat habitatnya tersebut di atas, yang sangat subur dan banyak tumbuh hijauan. Akibatnya dia tidak mampu hidup di tempat lainnya, sehingga Jamnapari tidak bisa di temukan di daerah lainnya.
   Habitat mereka terbentang antara Districk Etawah kearah timur, menyeberangi sungai Jamuna seluas lebih dari 85.000 hektar. Keadaan tanahnya berlembah lembah dan berjurang jurang dengan kedalaman  antara 5 meter sampai dengan 30 meter. Pada musim panas suhu udara bisa mencapai 120F, pada musim dingin 25F, dengan curah hujan kira-kira 30 inchi.
     Lembah-lembah tersebut tertutupi oleh padatnya berbagai tanaman hijauan yang sangat subur, yang antara lain: Bajara – Gram – Plum – Babool – Akasia – Hingota – Congkra – Arhar. Dan semua tumbuhan tersebut sangat tergantung pada curah hujan, karena tidak ada saluran irigasi yang saya lihat
    Warna utama Jamnapari yang sangat di dambakan adalah Putih Bersih . Bulunya pendek, kecuali pada bagian paha dan kaki belakang yang berbulu panjang.Hidungnya melengkung atau bengkok, seperti hidungnya tentara Romawi. Tanduknya menjulang ke atas, pada kambing dewasa panjang tanduknya bisa mencapai 25 cm. Kupingnya terjuntai panjang. Lehernya panjang dan kuat dan selalu lurus tegak. Punggungnya melengkung ke bawah dan sangat kuat. Ekornya pendek , seperti ekor kelinci, dan selalu ngacung ke atas. Kombinasi tampilan tersebut , membuat Jamnapari betul-betul nampak sangat anggun.
      Kuping yang menjuntai panjang kebawah, merupakan ciri yang sangat unik dan menjadi dasar perilakunya yang nampak sangat aneh. Pada anak Jamnapari yang baru berumur sekitar enam bulan, kupingnya bisa mencapai 20 cm panjangnya, sedangkan pada yang dewasa panjangnya bisa mencapai lebih dari 30 cm. Sehingga kupingnya selalu jauh lebih panjang dari pada panjang wajahnya. Pada saat kepala kambing ini menunduk, maka kupingnya akan menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum mulutnya menyentuh tanah, bahkan kuping yang panjang tersebut juga akan menutupi kedua belah matanya saat menunduk untuk menggigit rumput yang berada di di tanah.
     Rahang atas Jamnapari selalu lebih pendek dari pada rahang bawahnya. Hal ini juga menjadi ciri utama Jamnapari, yang juga mempersulit bahkan tidak memungkinkan dirinya untuk memakan rumput pendek di tanah. Hal ini tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi Jamnapari, sehingga dengan sendirinya Jamnapari lebih merasa nyaman untuk memakan ujung/pucuk rumput yang tinggi, dedaunan di semak-semak atau bahkan dedaunan pada tumbuhan yang tinggi.
     Jamnapari yang di pelihara oleh masyarakat setempat, umumnya pada pagi hari di beri pakan konsentrat yg berupa campuran berbagai bijian dan hijauan, kemudian di lepas untuk merumput sepanjang hari. Betina yang hamil tidak di ijinkan keluar kandang untuk merumput, mereka tetap di kandang dengan diberi makanan special untuk ibu hamil, yang terdiri dari bajra, barley, jowar, gandum.
     Anakan di biarkan menyusu pada induknya sampai dengan usia tiga bulan. Induk yang menyusui juga mendapat ransum makanan special, agar susunya membesar montok sehingga  produksi susunya melimpah. Pada saat lahir berat kambing Jamunapari yang  betina sekitar 3Kg, enam bulan -15 Kg, setahun 30 Kg. Sedangkan yang jantan saat lahir beratnya sama dengan yang betina sekitar 3Kg, namun laju pertambahan beratnya sangat pesat yaitu 1Kg/minggu sampai dengan usia 3 bulan, kemudian 1Kg /sepuluh hari. Pejantan Jamnapari bisa mencapai berat lebih dari  40 Kg pada usia setahun
   Betina mulai hamil pada usia 18 bulan , dan melahirkan untuk pertamakalinya pada usia 23 bulan. Umumnya beranak kembar, namun beranak tiga ataupun empat sering juga terjadi.
     Pemilihan bibit untuk indukan harus melalui beberapa kriteria yang rumit dan susah. antara lain :
-  Warna harus putih bersih, dan ini tak bisa di tawar-tawar lagi.
-  Pejantan harus berasal dari Ibu yang sudah berumur tua, dan tidak boleh dari kelahiran pertama kedua dan ketiga, harus dari ke empat atau lebih.
-  Tanduk tidak boleh yang lurus, tapi harus melengkung  ke atas, melengkung kebawah juga tidak boleh.
-  Bulu harus pendek dan bersinar mengkilap,  bulu yang di paha dan kakibelakang harus panjang.
-  Hidung harus melengkung seperti hidung orang romawi, yang jantan harus berjanggut.
-  Tidak boleh ada warna hitam terutama pada hidung dan kepala.
   Jika harus mengikuti persyaratan ini maka tidak ada satupun PE yang memenuhi persyaratan sebagai bibit yang baik, dengan arti kata lain PE sudah tidak di akui lagi sebagai turunan Jamnapari, berarti sudah menjadi jenis atau ras atau strain tersendiri yang berasal dari Indonesia
    Pemeliharaan Jamnapari betina dan anakannya menjadi tanggung jawab sepenuhnya kaum wanita dalam keluarga, sedangkan yang jantan menjadi tanggungjawab kaum lelaki dalam keluarga. Dengan sendirinya kaum wanita akan menjadi lebih sibuk, mereka harus menyediakan makanan kambing, memandikan, membersihkan kandang, dll. Para wanita jauh lebih mahir dalam membantu kelahiran kambing, serta menangani ibu dan anaknya paska melahirkan.
   Para wanitalah yang sebetulnya memegang peran utama dalam pemeliharaan kambing Jamnapari, kaum lelakinya hanya menangani yang jantan, untuk kemudian nampang bersama kambing jantan peliharaannya pada kontes-kontes yang sering diadakan oleh masyarakat setempat.
     Pembelian kambing juga menjadi tanggung jawab kaum lelaki, sedangkan untuk penjualan kaum wanita dan lelaki mempunyai hak suara yang sama. Nah disini keributan sering terjadi, karena para wanita biasanya sangat menyayangi ternak kambingnya, mereka enggan menjualnya kecuali keadaan sangat mendesak. Sedangkan kaum lelaki lebih mengutamakan masalah keuangan, sehingga selalu ingin menjual ternak kambingnya secepat mungkin.
Kemahiran ketekunan keuletan seorang wanita muda dalam memelihara ternak kambing Jamnapari, sangat di hargai dan di puja oleh masyarakat setempat. Terutama oleh kaum lelaki, si wanita tersebut dianggap “pabrik duit” dan “sumber kehormatan”, yang dapat menaikan harkat dan martabat kaum lelaki tersebut.
      Permasalahan yang di hadapi para peternak kambing Jamnapari di tempat asalnya, hampir sama dengan permasalahan yang di hadapi oleh  peternak kambing lainnya  di Indonesia, yang antara lain:

    Kurangnya atau tiadanya  ahli dalam bidang kesehatan ternak, yang bersedia tinggal atau mengunjungi daerah peternakan yang berada di pedesaan
    Pelecehan oleh pejabat pemerintah dalam berbagai bentuk korupsi dan pemerasan terselubung
    Kekurangan hijauan pada musim tertentu
    Gangguan atau serangan binatang buas.

Bagaimana Jamnapari bisa sampai di Indonesia:
     Orang asing yang pertamakali membawa Jamnapari keluar dari daratan India, adalah bangsa Inggris yang menjajah daratan India pada jaman kolonial dahulu kala. Jamnapari di bawa ke daratan Eropa, kemudian ada yang di kawin silangkan dengan beberapa kambing lokal Inggris, yang sekarang sangat populer dengan sebutan Kambing Anglo-Nubian.
     Dari daratan Eropa inilah Jamnapari kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia, bersamaan dengan menyebarnya kapal dagang bangsa-bangsa Eropa yang berlayar dan berniaga keseluruh penjuru dunia. Di Amerika Jamnapari di akui sebagai nenek moyangnya kambing American-Nubian, yang terkenal banyak susunya.
     Pada jaman Kompeni dulu , kapal dagangnya VOC kalau berlayar ke daratan Indonesia selalu datang dalam keadaan kosong ruang kargo nya, ruang kargo yang kosong ini akan di isi muatan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, untuk kemudian di bawa ke daratan Eropa.
    Pada suatu pelayaran kapal dagang VOC dari negara Belanda menuju Pulau Jawa di Indonesia, ada sepasang penumpang bangsa Belanda yang bernama Tuan Hollanda dan Nyonya Netherlandia. Meraka adalah pejabat perkebunan dari Belanda yang akan di tugaskan di Pulau Jawa, sebagai pengawas perkebunan yang biasanya di sebut Tuan Amtenar atau Juragan Kontrol.
  Mengetahui kekosongan ruang kargo di kapal tersebut maka pasangan tersebut membawa beberapa pasang Kambing Jamunapari peliharaan kesayangannya, yang tidak ingin mereka tinggalkan di Belanda, sehingga mereka bawa untuk di pelihara di tempat tugasnya yang baru yaitu di Pulau Jawa, tepatnya di perkebunan yang berada di  Jawa-Tengah.
     Tuan dan Nyonya tersebut selalu menyebut Kambing Peliharaannya sebagai Kambing Asal Etawah, dan selalu memperkenalkan kambingnya kepada masyarakat di Jawa Tengah sebagai Kambing Etawah, dan masyarakat Jawa Tengah menyebutnya dengan nama Kambing Etawa tanpa bunyi dari huruf H.
    Seiring berjalannya waktu dan untuk menjaga populasi kambing jamnapari, maka kambing jamnapari di kawinkan dengan kambing-kambing lokal. Dan berkembang biak sampai sekarang yang lebih kita kenal dengan sebutan Peranakan Etawa ( PE )
     Demikian kiranya sejarah atau asal usul kambing peranakan etawa. Semoga dapat menambah wawasan dan lebih yakin lagi untuk dapat menkonsumsi susu kambing etawa ini.
sumber: www. pusatsusukambingetawa.com /2011/07/ asal-usul-kambing-etawa.html

Susu Kambing Etawa Gomars

Di Produksi oleh : PT. Mandala Cahaya Sentosa
Di distribusikan oleh : PT. Global Mandiri Sejahtera
BPOM / POM : MD 805013017071